Puyer’s Go Blog

Say No To Puyer,Stop Polypharmacy And Back To Guidline(EBM)

Obat Puyer Sudah Ditinggalkan di Negara Miskin

Jum’at, 13 Februari 2009 – 09:27 wib

Amirul Hasan – Okezone JAKARTA –

Penggunaan obat puyer menjadi polemik di sejumlah negara. Di negara-negara miskin seperti Banglades dan negara-negara Afrika, penggunaan puyer sudah ditinggalkan karena banyaknya kelemahan. “Di India populasinya sangat padat, jumlah pengunjungnya ke poliklinik lebih tinggi, tapi ternyata puyer tidak menjadi pilihan,” ujar dokter antipuyer, Purnamawati S Pujiarto sebagaimana dilansir Seputar Indonesia RCTI. Berdasarkan catatan, ratusan tahun lalu puyer lahir karena ketersediaan obat untuk anak sangat terbatas.

Untuk menyiasati keterbatasan ini, obat orang dewasa dihaluskan untuk menyesuaikan dosis anak yang lebih kecil sesuai berat badannya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, puyer sudah mulai ditinggalkan. Selain ketersediaan obat jadi untuk anak sudah cukup tersedia, risiko yang ditimbulkan lebih banyak daripada manfaatnya. Farmakalog Universitas Indonesia Riyanto Setiabudi mengatakan, meracik puyer sudah tidak dipelajari lagi calon dokter di bangku kuliah. Tapi karena tradisi, dokter senior pun belajar dengan dokter senior lainnya untuk meracik puyer ini. Tradisi ini menjadi lingkaran setan karena masyarakat pun nampaknya lebih suka menggunakan puyer dengan alasan lebih manjur. “Pasien itu menjadi ‘sesat’ karena didikan dokter itu kan, makannya sekarang dokter memiliki kewajiban untuk mengembalikan ke jalan yang benar,” ujar Riyanto. (kem)

Sumber : OKEZONE

February 13, 2009 - Posted by | Artikel

No comments yet.

Leave a comment